Menemukan Pasar

Kebutuhan Pelanggan - Musim vs insidental

Pada saat di Sekolah Dasar dulu, kita diajari bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan, dan kebutuhan-kebutuhan itu bertingkat-tingkat. Mulai dari kebutuhan primer, sekunder, tersier, dan seterusnya. Pebisnis melihat kebutuhan-kebutuhan ini sebagai peluang yang bisa menghasilkan keuntungan. Saya lebih suka membedakan kebutuhan-kebuthuan pelanggan berdasarkan periodiknya. Maksud saya ada kebutuhan yg diperlukan setiap hari, ada yg setiap minggu, ada yg setiap bulan, dan ada juga yg sifatnya setahun sekali.

Photo by Anelale Nájera on Unsplash
Dengan menandai periodik suatu kebutuhan, kita bisa memperkirakan kapan bisnis kita sepi, kapan bisnis kita booming. Misalnya pedagang makanan, akan mempersiapkan dagangannya seyiap waktu2 makan pelanggan, seperti jam makan siang, jam makan malam, jam2 orang2 pada lapar di luar ja makan, dsb. Dalam kasus ini pedagang akan beristirahat di luar waktu2 utama tsb dan bersiap-siap sebelum jam2 sibuk datang. Pedagang baju seragam sekolah, akan mempersiapkan dagangannya pada saat musim tahun ajaran baru sekolah. Pedagang baju akan mempersiapkan dagangannya pada saat menjelang lebaran maupun natal. Penjual pada umumnya, akan mempersiapkan dagangannya pada saat menjelang orang gajian. Pebisnis wisata, mempersiapkan jualannya pada saat menjelang liburan tahunan atau pada saat akan ada cuti panjang atau long weekend.

Jadi pebisnis perlu tahu kapan saat-saat pelanggannya mencarti produk atau jasanya dan kapan saat-saat sepi. Dengan memahami ini, pebisnis akan tenang walau suatu saat bisnisnya menurun, karena memang bukan periode ramenya.

Ketersediaan Supplier

Pelanggan akan selalu ada. Sayangnya supplier tidak. Bagi pebisnis, kurangnya supplier dilihat sebagai peluang. Kebutuhan pelanggan dan ketiadaan supplier, merupakan kombinasi yg menghasilkan peluang besar. Terkadang pebisnis perlu melakukan beberapa hal agar terbentuk supplier untuk kebutuhan pelanggan tertentu. Misalnya untuk kebutuhan transport di Jakarta, pemilik perusahaan ojek online membuat aplikasi ojek online, membuat rencana insentive untuk calon driver ojek, mengadakan penerimaan ojek driver, membuat kampanye iklannya, dan ... boom, pelanggan ojek online berdatangan. Jadi sering terjadi pebisnis perlu berinovasi agar kebutuhan pelanggan terpenuhi.

Terkadang pebisnis perlu menggabungkan atau bekerjasam dengan beberapa supplier untuk menghasilkan produk atau jasa yg lebih siap dikonsumsi oleh pelanggan. Pebisnis kuliner, misalnya, perlu menemukan penjual daging ayam yg bagus dg harga rendah, perlu menemukan penjual bumbu masakan, perlu mendapatkan tukang masak yg handal, dan menggabungkan semua itu agar diciptakan kuliner yg dicari pelanggan.

Satu hal yg perlu diingat pada saat berbisnis adalah orientasi pada kebutuhan pasar. Jadi bukan buat produk dulu baru bingung mencari pasarnya. Setelah yakin akan adanya permintaan, pebisnis baru mulai memikirkan apa yg perlu dilakukan untuk mengadakan yg diminta pasar.

Pembuatan Produk

Tantangan pebisnis berikutnya, setelah menemukan apa yg dibutuhkan / dicari oleh pelanggan, adalah membuat produk atau jasa yg dapat memenuhi kebutuhan tsb. Mendisain produk atau jasa ini bisa sederhana, bisa kompleks. Ada yg sekali dikerjakan, produk atau jasa langsung jadi. Ada juga yg perlu dibuat bagian2nya dulu kemudian digabungkan untuk menjadi satu produk utuh. Penjual telur, misalnya, bisa langsung mengambil telur dari peternakannya untuk dijual di pasar. Tetapi pebisnis kue, perlu mengolah telur bersama bahan2 lainnya untuk menjadi bahan pembuat kue, kemudian meraciknya, mengovennya dst sampai jadi kue yg siap dipasarkan. Jadi pebisnis perlu mengenali tahapan2 pengadaan produk atau jasanya sampai bisa dinikmati pelanggannya.

Penyaluran Produk

Sering terjadi proses pembuatan produk bertempat jauh dari lokasi pasar. Pertimbangannya bisa biaya pengadaan yg lebih murah, atau ketersediaan bahan baku. Pebisnis perlu memikirkan proses penyaluran produk atau jasanya sampai di tangan pelanggan. Sering terjadi, produknya siap, pelanggannya ada, tetapi transaksi tidak terjadi karena ketiadaan sarana untuk mendeliver produk atau jasa ke pelanggan. Pebisnis perlu memasukkan biaya penyaluran produk atau jasa ke dalam harga produk atau jasa agar tidak rugi.

Photo by Kai Pilger on Unsplash
Penyaluran produk yg lumrah adalah melalui toko atau pasar. Keberadaan toko2 online dan market place atau pasar online, sangat membantu banyak pihak menekan biaya penyaluran produk maupun luas area penyebarannya. Dengan fasilitas2 online tsb, pebisnis bisa memperluas jangkauan produk atau jasanya bahkan ke seluruh dunia. Keadaan yg hanya bisa dinikmati pebisnis besar sebelumnya. Dengan ketersediaan penyaluran produk secara online, pebisnis bisa lebih fokus untuk berkreasi menciptakan produk2 atau jasa2 baru yg tidak terpikirkan dan tersalurkan sebelumnya.

Comments