Mengendalikan Pasar

Jenis_Jenis Pasar Berdasarkan 'Temperature'nya

Photo by Yunus on Unsplash
Pasar ada temperaturenya? Betul! Kok bisa? Jadi begini, berhubungan dengan produk atau jasa yg kita tawarkan, pasar itu dibagi menjadi tiga berdasarkan temperaturenya. Ada Pasar yg dingin, pasar yg anget, dan ada pasar yg panas. Pasar yg dingin bukan berarti pasarnya ada di musim dingin atau ada di kutub ya. Pasar yg dingin artinya pasar itu sama sekali belum mengenal kita maupun produk atau jasa yg kita tawarkan. Tidak peduli sebaik apa produk maupun jasa kita, pasar ini tidak akan melihatnya. Jadi berharap terjadi transaksi di pasar yg dingin itu bikin frustasi. Jadi gak usah baperan dulu. Pasar yg hangat artinya pasar itu mulai mengenal kita maupun produk atau jasa kita. Dan pasar yg panas adalah pasar yg sudah menjadi pelanggan setia kita. Fokus pebisnis adalah mengubah pasar yg dingin menjadi hangat, dan pasar yg hangat menjadi panas. Tentu saja perubahan ini butuh waktu, usaha dan kesabaran.

Pasar yang Dingin


Photo by Dakota Corbin on Unsplash
Pasar inilah yg sering saya sebut ada dimana-mana. Pasar ini memiliki permintaan dan pelanggan yg sangat banyak. Sayangnya mereka tidak tahu kalo kita menawarkan barang ataupun jasa yg mereka butuhkan. Pasar yg dingin bagi kita mungkin adalah pasar yg hangat atau bahkan panas untuk pebisnis lain. Pebisnis pemula sering frustasi mengadapi pasar yg dingin. Mereka berpikir, "kenapa barang-barang saya nggak laku, padahal mereka membutuhkan barang-barang saya."

Menghadapi pasar yg dingin harus dengan ekstra sabar. Hal yg perlu dilakukan untuk menghadapi pasar yg dingin adalah dengan memberikan 'edukasi' pada pelanggan. Seorang penjual yg hebat mengatakan, "tidak ada produk yg tidak bisa dijual. Yg ada adalah penjual yg gagal mengedukasi calon pelanggannya.". Mengedukasi pelanggan dalam bahasa sederhananya adalah iklan, atau pariwara. Detail tentang pariwara bisa dibaca pada artikel Pemasaran dan Pariwara (maaf, masih under construction).

Pasar yang Hangat

Seperti dijelaskan di atas, pasar ini adalah pasar yg sudah mengenal barang atau jasa yg kita tawarkan. Akan tetapi pasar ini masih ragu-ragu dan jarang membeli dari kita. Biasanya masalahnya ada pada konsistensi kita berbisnis. Pelanggan lebih suka membeli dari penjual yg konsisten menjual. Selain itu pasar juga belum merasakan adanya ikatan untuk membeli dari kita. Terkadang beli, terkadang beli ke orang lain. Pasar yg hangat bisa menjadi dingin karena pebisnis yg tidak konsisten. Tugas pebisnis adalah menjaga pasar tetap hangat dan mengubah pasar yg hangat ini menjadi pasar yg panas. 

Pasar yang Panas

Pasar jenis ini adalah pasar dambaan setiap pebisnis. Bahkan tanpa perlu ditawarkan, pelanggan dalam pasar seperti ini akan tetap membeli produk dan jasa kita. Yg ekstrim terkadang pasar bisa menjaga dirinya dari 'serangan' penawaran kompetitor kita dan tetap loyal untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa kita. Pebisnis pemula sering frustasi melihat pebisnis yg sudah memiliki pasar yg panas dan menganggap pebisnis itu beruntung dengan pasarnya yg panas. Padahal dia tidak pernah tahu bagaimana pebisnis pemilik pasar yg panas tsb bekerja keras mengubah pasar yang tadinya dingin menjadi hangat dan kemudian terus mengusahakannya menjadi pasar yg panas.

Bagaimana bermain di Pasar.

Dengan memahami jenis-jenis pasar berdasarkan termperaturenya ini, pebisnis bisa memahami apa yg perlu dilakukannya. Pebisnis yg berpengalaman akan cepat memahami mana-mana saja pasar yg dingin dan hangat. Transformer dari pasar yg dingin ke hangat adalah edukasi pasar alias iklan, dan transformasi dari pasar yg hangat ke panas adalah kualitas produk. Pelanggan yg sudah tahu bahwa kita menawarkan produk tertentu dan kemudian menggunakannya, kemudian merasakan bahwa produk yg dibeli berkualitas dengan harga yg sesuai, akan terus membeli barang tsb dari kita. Jadi kata kunci untuk mengendalikan pasar ada dua : IKLAN dan KUALITAS PRODUK...

Comments