Akuntansi dalam Bisnis

Photo by Carlos Muza on Unsplash

Dasar-Dasar Akuntansi

Laporan keuangan adalah dokumen produk dari akuntansi. Beberapa dokumen dalam laporan keuangan adalah cash flow, neraca, laporan laba rugi, catatan transaksi, catatan pendukung, dsb. Input terbesarv dari proses akuntansi adalah catatan transaksi keuangan. Selain itu catatan pendukung juga berperan besar dalam perkembangan bisnis. Contoh catatan pendukung adalah database pelanggan, catatan persediaan barang, Catata Perlengkapan, juga catatan hutang/piutang usaha.  Karena bisnis berkaitan erat dengan keuangan, Akuntansi mencatat hal-hal penting berhubungan dengan operasional bisnis.

PentingnyaAkuntansi  dalam Bisnis

Saya termasuk mereka yg tadinya beranggapan bahwa akuntansi itu utk mencari tambahan modal usaha saja. Setelah belajar di beberapa workshop bisnis, betapa saya sangat merasa bersalah. Akuntansi memegang peran yg penting utk kelangsungan suatu bisnis. Akuntansi dalam bisnis seperti GPS dalam kendsraan yg sedang berjalan. Pebisnis menggunakan akuntansi untuk memahamai posisi keuangan bisnisnya dan memanfaatkan informasi keuangan tersebut untuk menyusun strategi bisnis. Ada saatnya pebisnis berpikir untuk ekspansi, ada saatnya untuk restrukturisasi modal, dsb. Ada saatnya untuk tancap gas untuk lebih agresive mengakusisi bisnis lainnya. Semuanya berdasarkan laporan keuangan dari akuntansi. Dalam menjalankan bisnisnya, pebisnis perlu diperlengkapi dengan 'pengingat' keadaan bisnisnya sehingga tahu apa yg mesti dilakukan. Pada keadaan keuangan yg membahayakan bisnis, pebisnis dituntut untuk segera melakukan penyelamatan operasional bisnisnya dengan mengurangi beban keuangan. Beberapa aset harus dilepas sehingga beban keuangan bisa lebih ringan. Dalam hal ini akuntansi memetakan aset mana saja yg perlu dijual dan mana saja yg tidak boleh dijual.

Vital Sign Bisnis dalam Laporan Keuangan

Dunia kedokteran mengenal istilah vital sign, yaitu parameter2 yg menjadi acuan keadaan kesehatan seseorang, seperti tingkat kolesterol, tekanan darah, kadar gula, dsb. Dalam dunia bisnis, konsep ini juga berlaku. Pebisnis perlu mengetahui parameter-parameter penting dalam bisnisnya. Karena variasi bisnis yg begitu luas, tidak ada satu kumpulan vital sign bisnis yg bersifat universal berlaku untuk semua. Bila dipaksakan, maka parameter yg digunakan terlalu umum dan tidak sensitif terhadap operasional bisnis pada umumnya. Sifat vital sign suatu bisnis adalah bisa menentukan apakah bisnis yang bersangkutan sedang berkembang, stagnan, atau malah merosot. 

Sebagai contoh untuk bisnis sembako misalnya, parameter yang brepengaruh diantaranya adalah jumlah item yg dijual di toko, jumlah transaksi untuk masing2 item, waktu buka toko, jumlah pengunjung toko, jumlah supplier, dsb. Untuk bisnis potong rambut, misalnya, juimlah kursi untuk potong rambut, jumlah pemotong rambut, jumlah pelanggan yg datang, lama waktu buka, dsb. Pebisnis perlu mengantongi informasi berupa angka2 dari vital sign ini untuk memahamai kondisi bisnisnya. Bila jumlah pelanggan membesar, mungkin pebisnis potong rambut mulai memikirkan pengaturan ruangan potong rambut agar bisa menampung lebih banyak kursi untuk potong rambut dan juga jumlah pemotong rambutnya.

Dalam laporan keuangan, beberapa informasi di dalamnya bisa digunakan pebisnis sebagai parameter vital sign bisnisnya untuk memahami posisi keuangan. Perubahan jumlah transaksi dari waktu ke waktu, misalnya, bisa menunjukkan apakah secara keseluruhan bisnisnya sedang over demand,  ataukah over suppl., Atau bahkan kurang effisien, karena biaya operasional terus membesar dan lebih besar daripada keuntungan bersihnya. Atau mungkin ada komponen biaya operasional yang cukup efisien sehingga  perlu dikembangkan ke bagian-bagian bisnis yg lain.

Photo by Dustin Lee on Unsplash
Pengambilan Keputusan berdasarkan Dokumen Akuntansi

Seperti diceritakan sebelumnya, akuntansi memberikan informasi yg cukup banyak bagi pebisnis untuk memahami kondisi bisnisnya. Derngan informasi keuangan yg menyeluruh dari akuntansi, pebisnis mengambil keputusan-keputusan strategis baik berkenaan untuk pengembangan bisnisnya, maupun penyelamatan bisnisnya dalam keadaan darurat. Kebocoran anggaran yg besar dan berlangsung terus menerus, contohnya, membuat pebisnis harus segera memutuskan apakah dia akan meneruskan pola operaional bisnisnya ataukah menutup bisnisnya. Keputusan-keputusan seperti ini sering kali harus segera dilakukan agar tidak berlarut-larut dan membuat kerugian yg lebih besar.

Comments